Pages

Orang Pintar dan Terpelajar?

Ruhut Sitompul, jurubicara Partai Demokrat ini terlalu lantang dan terkesan angkuh bersuara. Seperti yang tertulis dalam sebuah artikel di online webnews Rakyat Merdeka dimana dia menyatakan bahwa Tantowi Yahya itu orang yang gobl*k dimana saat itu dia mengecam statement Tantowi bahwa kerusuhan Mesir itu bias saja terjadi di Indonesia. Padahal saat itu bukan hanya Tantowi yang berpendapat semacam itu, bahkan Sri Sultan HB X juga menyatakan pendapat yang senada.

Kerusuhan mesir ini secara garis besar semacam copy-paste dari kejadia di Indonesia pada tahun 1998, dimana rakyat mengecam kekuasaan rezim orde baru. Mungkin anda semua masih ingat tentang kerusuhan Mei ’98, hingga berdampak pada pelanggaran HAM berat. Tapi sudahlah, disini saya tidak membahas tentang peristiwa Mei ’98, yang akan saya bahas adalah pernyataan Ruhut yang bernada kasar dan tidak sopan, dengan parameter omongan seseorang yang pintar dan berpendidikan.

Dalam pernyataannya itu, Ruhut menantang taruhan potong kepala; jika kerusuhan itu sampai terjadi juga di Indonesia, maka Ruhut berani potong kepala, namun jika kerusuhan itu tidak terjadi maka Sri Sultan dan-atau Tantowi harus memotong kepalanya. Waduh, ini omongan semacam omongan preman pasar yang mungkin tidak katam SD, bahkan mungkin seorang preman saja tidak akan bertaruh seperti itu. Apakah itu cerminan perilaku dari seorang yang terpelajar? Kalau iya, wah… berarti Indonesia harus meninjau lagi kurikulum pendidikan mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

Kontroversi kedua yaitu, pernyataan Ruhut tentang SBY, bahwa “63% rakyat Indonesia itu mendukung dia sebagai pemimpin. Jadi tidak mungkin goyah periode pemerintahan SBY ini.” Ah, bang Ruhut, anda selama 2 tahun ini pergi melancong kemana? Masa seorang juru bicara bias tertinggal informasi kalo SBY mulai diserang dengan yang namanya penyakit MABUK KEKUASAAN dan MABUK PENCITRAAN.

Dulu, pada tahun 2009, rakyat memang mendukung dia sebagai presiden, karna disuguhi fakta media tentang suksesnya pemberantasan korupsi. Tapi mulai sekitar tahun 2010 akhir, dia ini sibuk dengan pencitraan dan pengalihan isu, yang pada akhirnya kami simpulkan bahwa dia ini tidak ingin boroknya terbuka. Yang namanya orang kalau sudah mabuk pencitraan, pasti akan menutupi segala kekurangannya. Logikanya seperti ini: ketika malam minggu datang, anda berpakaian rapi, yang biasanya jarang mandi pasti akan mandi sampe menggunakan setengah isi dari botol sabun cair. Memakai wewangian minyak rambut dan segala macam aksesorisnya. Ini menandakan dia sedang menutupi kekurangannya, mana ada seorang kekasih yang ingin terlihat buruk didepan pujaan hatinya? Betul kan???

Bahkan, sampai-sampai menutupi jumlah angka kemiskinan, apa ini cirri seorang pemimpin yang baik? Jika hal semacam ini berlangsung terus menerus, rakyat yang dipimpinnya akan melakukan kudeta, semacam peristiwa Mei ’98. karna kami sudah muak dibohongi.

Anda mungkin enggan berkomentar tentang 85% pimpinan daerah yang melakukan tindak pidana korupsi. Karna saya tahu bahwa ini diluar wewenang anda sebagai juru bicara, yang hanya di beri otoritas untuk menganalisa kejadia dan menginformasikan kepada media tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam tubuh Partai Demokrat. Tapi lihatlah, jika semua kepala daerah ini masih saja mengeruk kekayaan untuk kepentingan golongan dan individu, maka saya jamin, masyarakatnya pasti akan melakukan kudeta.

Sebenarnya ada solusi yang patut untuk dicoba, contohnya:
1. Tentang pencalonan presiden, selama ini presiden kita di usung dari parpol pemenang pemilu. Alangkah baiknya jika kita mencoba menerima calon presiden independen, tanpa usungan dari parpol tertentu, kenapa? Karena banyak hal, yang pertama, modal yang dikeluarkan untuk mencalonkan diri ini terlalu besar untuk individu, jadi kebanyakan dari mereka mencari donasi dari pengusaha-pengusaha besar. Yang nantinya imbal baliknya adalah segala macam jenis kemudahan dan imunitas hukum pidana atau perdata yang mungkin nanti akan dilanggar. Yang kedua, kepentingan golongan. Kenapa kepentingan golongan? Anda tahu, visi dan misi perpol pemenang pemilu adalah menguasai 2/3 kursi di legislatif dan yudikatif. Jika seorang presiden adalah dari pemenang pemilu dan didukung 2/3 jumlah anggota legislatifnya adalah pertai pemenang maka presiden ini nantinya akan jadi semacam alat politik untuk partai tersebut. Dengan tujuan untuk melancarakan segala urusan yang berhubungan dengan kemuliaan partanya tersebut.

Jika modal untuk mencalonkan adalah hal terberat bagi calon independen, maka anda dapat mencontohnya dari tindakan Barack Obama, dimana dia memanfaatkan teknologi untuk menggalang dana. Jadi dana yang dia gunakan untuk kampanye secara tidak langsung adalah murni donasi rakyat, dan disini pun harus ada pembatasan nominal donasi, yang nantinya tidak akan menjadi polemik setelah pelantikan presiden. Jadi dalam dirinya akan tumbuh rasa tanggung jawab terhadap rakyat, bukan terhadap parpol ataupun sponsor (dalam hal ini adalah investor).

2. Adalah tentang biaya maksimal kampanye. Selama ini fakta yang terjadi adalah penggunaan biaya kampanye yang jauh melebihi kemampuan individu, bahkan ada yang bisa mencapai 60 Milyar Rupiah. Waw…bayangkan jika ini dikeluarkan oleh seorang kepala daerah, dengan gaji yang hanya sekitar Rp. 6.000.000,- per bulan (sumber dapat dipercaya, yaitu anggaran gaji kepala daerah istimewa Yogyakarta). Bayangkan dengan gaji yang hanya berkisar di angka segitu, dan biaya kampanye yang telah dikeluarkan adalah sekian milyar, dengan masa jabatan yang tak lebih dari 5 tahun. Secara ekonomi, mau dapat BEP-nya kapan? Soalnya, dimanapun pasti yang akan kita kerjar duluan adalah BEP-nya. Benarkan?

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan, namun mengingat ini hanyalah sebuah blog, yang jika terlalu banyak isi dalam satu artikel cenderung membuat orang jenuh untuk membacanya, jadi ya saya cukupkan sekian saja. Mungkin dilain hari dan kesempatan akan saya lanjutkan. Terima kasih saya ucapkan bagi yang sudah menyempatkan diri untuk mendengarkan obrolan angkringan ini. Apapun yang terjadi, mari kita jaga rasa cinta kita terhadap Negara Indonesia, karna disinilah kita lahir, tumbuh dan mungkin disinilah kita nanti akan disemayamkan….
-Aku Cinta Indonesia-

0 comments:

:)) for ;)) for ;;) for :D for ;) for :p for :(( for :) for :( for :X for =(( for :-o for :-/ for :-* for :| for 8-} for :)] for ~x( for :-t for b-( for :-L for x( for =)) for :) for :$ for ;) for :( for :D for :p for :k for :@ for :# for :x for :o for :imalu for :itakut for :ipeace for :ibingung for :d for

Post a Comment