Pages

CEWEK TUH IBARAT IKAN....!!!!

IKAN SALMON

Bentuknya ramping, indah, dagingnya pink muda dan enak di

makan. Sayangnya mahal, soalnya masih import.

INI CEWEK KARIR….



IKAN SAPU-SAPU

Jenis ini murah dan selalu nempel dikaca akuarium. Kalo udah nempel, susah banget lepasnya.

INI CEWEK SMU……



IKAN LELE

Kalo yang ini harganya murah dan bisa dimakan kapan saja. Tapi hati-hati, ada patilnya dan harus hati-hati.

INI CEWEK PANGGILAN…



IKAN ARWANA

Kalo yang ini senangnya bolak balik di akuarium memperlihatkan kesombongan dan keangkuhan karena tahu tubuhnya indah, langkahnya lemah gemulai dan memancing mata nakal yg melihatnya, di manapun dia bergaya….. So pasti harganya sangat mahal kalau ingin memilikinya, dan belum tentu punya kasih….

INI CEWEK PERAGAWATI & ARTIS SINETRON..



IKAN MAS KOKI

Nah, ini juga jenis ikan lumayan mahal. Indah bentuknya, warnanya, dan lenggak-lenggoknya. Sayangnya hanya bisa dikagumi, tak bisa dimakan, karena ikan hiasan…..

INI BINI ORANG…….



IKAN DUYUNG

Jenis ikan yg langka… susah nyarinya!!!!

Ibarat cewek cantik, sexy, tajir, anak tunggal warisan bejibun …..!! Dan bapaknya lagi koma di RS.

INI CEWE LANGKA, HARUS DILINDUNGI....SIKAT.........!!!!!!!!





IKAN HIU

Bentuknya besar kuat, suka mencari mangsa kapanpun dia lapar, apabila dah ketemu mangsanya langsung aja dicabik-cabik dengan giginya yang tajam….

INI TANTE-TANTE YANG HYPER SEX…



IKAN TERI

Rasanya asin, murah, bentuk dan rasanya begitu- begituuu.. saja.

Selalu enak dimakan kalau lagi tidak ada sayur atau tidak ada lauk yang lainnya….

INI BINI SENDIRI…
more

Orang Pintar dan Terpelajar?

Ruhut Sitompul, jurubicara Partai Demokrat ini terlalu lantang dan terkesan angkuh bersuara. Seperti yang tertulis dalam sebuah artikel di online webnews Rakyat Merdeka dimana dia menyatakan bahwa Tantowi Yahya itu orang yang gobl*k dimana saat itu dia mengecam statement Tantowi bahwa kerusuhan Mesir itu bias saja terjadi di Indonesia. Padahal saat itu bukan hanya Tantowi yang berpendapat semacam itu, bahkan Sri Sultan HB X juga menyatakan pendapat yang senada.

Kerusuhan mesir ini secara garis besar semacam copy-paste dari kejadia di Indonesia pada tahun 1998, dimana rakyat mengecam kekuasaan rezim orde baru. Mungkin anda semua masih ingat tentang kerusuhan Mei ’98, hingga berdampak pada pelanggaran HAM berat. Tapi sudahlah, disini saya tidak membahas tentang peristiwa Mei ’98, yang akan saya bahas adalah pernyataan Ruhut yang bernada kasar dan tidak sopan, dengan parameter omongan seseorang yang pintar dan berpendidikan.

Dalam pernyataannya itu, Ruhut menantang taruhan potong kepala; jika kerusuhan itu sampai terjadi juga di Indonesia, maka Ruhut berani potong kepala, namun jika kerusuhan itu tidak terjadi maka Sri Sultan dan-atau Tantowi harus memotong kepalanya. Waduh, ini omongan semacam omongan preman pasar yang mungkin tidak katam SD, bahkan mungkin seorang preman saja tidak akan bertaruh seperti itu. Apakah itu cerminan perilaku dari seorang yang terpelajar? Kalau iya, wah… berarti Indonesia harus meninjau lagi kurikulum pendidikan mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

Kontroversi kedua yaitu, pernyataan Ruhut tentang SBY, bahwa “63% rakyat Indonesia itu mendukung dia sebagai pemimpin. Jadi tidak mungkin goyah periode pemerintahan SBY ini.” Ah, bang Ruhut, anda selama 2 tahun ini pergi melancong kemana? Masa seorang juru bicara bias tertinggal informasi kalo SBY mulai diserang dengan yang namanya penyakit MABUK KEKUASAAN dan MABUK PENCITRAAN.

Dulu, pada tahun 2009, rakyat memang mendukung dia sebagai presiden, karna disuguhi fakta media tentang suksesnya pemberantasan korupsi. Tapi mulai sekitar tahun 2010 akhir, dia ini sibuk dengan pencitraan dan pengalihan isu, yang pada akhirnya kami simpulkan bahwa dia ini tidak ingin boroknya terbuka. Yang namanya orang kalau sudah mabuk pencitraan, pasti akan menutupi segala kekurangannya. Logikanya seperti ini: ketika malam minggu datang, anda berpakaian rapi, yang biasanya jarang mandi pasti akan mandi sampe menggunakan setengah isi dari botol sabun cair. Memakai wewangian minyak rambut dan segala macam aksesorisnya. Ini menandakan dia sedang menutupi kekurangannya, mana ada seorang kekasih yang ingin terlihat buruk didepan pujaan hatinya? Betul kan???

Bahkan, sampai-sampai menutupi jumlah angka kemiskinan, apa ini cirri seorang pemimpin yang baik? Jika hal semacam ini berlangsung terus menerus, rakyat yang dipimpinnya akan melakukan kudeta, semacam peristiwa Mei ’98. karna kami sudah muak dibohongi.

Anda mungkin enggan berkomentar tentang 85% pimpinan daerah yang melakukan tindak pidana korupsi. Karna saya tahu bahwa ini diluar wewenang anda sebagai juru bicara, yang hanya di beri otoritas untuk menganalisa kejadia dan menginformasikan kepada media tentang segala sesuatu yang terjadi di dalam tubuh Partai Demokrat. Tapi lihatlah, jika semua kepala daerah ini masih saja mengeruk kekayaan untuk kepentingan golongan dan individu, maka saya jamin, masyarakatnya pasti akan melakukan kudeta.

Sebenarnya ada solusi yang patut untuk dicoba, contohnya:
1. Tentang pencalonan presiden, selama ini presiden kita di usung dari parpol pemenang pemilu. Alangkah baiknya jika kita mencoba menerima calon presiden independen, tanpa usungan dari parpol tertentu, kenapa? Karena banyak hal, yang pertama, modal yang dikeluarkan untuk mencalonkan diri ini terlalu besar untuk individu, jadi kebanyakan dari mereka mencari donasi dari pengusaha-pengusaha besar. Yang nantinya imbal baliknya adalah segala macam jenis kemudahan dan imunitas hukum pidana atau perdata yang mungkin nanti akan dilanggar. Yang kedua, kepentingan golongan. Kenapa kepentingan golongan? Anda tahu, visi dan misi perpol pemenang pemilu adalah menguasai 2/3 kursi di legislatif dan yudikatif. Jika seorang presiden adalah dari pemenang pemilu dan didukung 2/3 jumlah anggota legislatifnya adalah pertai pemenang maka presiden ini nantinya akan jadi semacam alat politik untuk partai tersebut. Dengan tujuan untuk melancarakan segala urusan yang berhubungan dengan kemuliaan partanya tersebut.

Jika modal untuk mencalonkan adalah hal terberat bagi calon independen, maka anda dapat mencontohnya dari tindakan Barack Obama, dimana dia memanfaatkan teknologi untuk menggalang dana. Jadi dana yang dia gunakan untuk kampanye secara tidak langsung adalah murni donasi rakyat, dan disini pun harus ada pembatasan nominal donasi, yang nantinya tidak akan menjadi polemik setelah pelantikan presiden. Jadi dalam dirinya akan tumbuh rasa tanggung jawab terhadap rakyat, bukan terhadap parpol ataupun sponsor (dalam hal ini adalah investor).

2. Adalah tentang biaya maksimal kampanye. Selama ini fakta yang terjadi adalah penggunaan biaya kampanye yang jauh melebihi kemampuan individu, bahkan ada yang bisa mencapai 60 Milyar Rupiah. Waw…bayangkan jika ini dikeluarkan oleh seorang kepala daerah, dengan gaji yang hanya sekitar Rp. 6.000.000,- per bulan (sumber dapat dipercaya, yaitu anggaran gaji kepala daerah istimewa Yogyakarta). Bayangkan dengan gaji yang hanya berkisar di angka segitu, dan biaya kampanye yang telah dikeluarkan adalah sekian milyar, dengan masa jabatan yang tak lebih dari 5 tahun. Secara ekonomi, mau dapat BEP-nya kapan? Soalnya, dimanapun pasti yang akan kita kerjar duluan adalah BEP-nya. Benarkan?

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan, namun mengingat ini hanyalah sebuah blog, yang jika terlalu banyak isi dalam satu artikel cenderung membuat orang jenuh untuk membacanya, jadi ya saya cukupkan sekian saja. Mungkin dilain hari dan kesempatan akan saya lanjutkan. Terima kasih saya ucapkan bagi yang sudah menyempatkan diri untuk mendengarkan obrolan angkringan ini. Apapun yang terjadi, mari kita jaga rasa cinta kita terhadap Negara Indonesia, karna disinilah kita lahir, tumbuh dan mungkin disinilah kita nanti akan disemayamkan….
-Aku Cinta Indonesia-
more

Kisah Manusia-Manusia (yang pernah) Kalah


"KALAH" bagi semua orang merupakan sebuah kata yang sangat menyakitkan ditelinga. Benar-benar tidak enak untuk didengar. Apa artinya kemenangan jika toh kekalahan yang terhormat lebih menyenangkan dibanding dengan kemenangan kotor.

Kisah ini saya dedikasikan kepada manusia-maunsia yang merasa dirinya adalah manusia yang selalu kalah, istilah asing dan umumnya adalah "loser". Tidak ada salahnya menjadi seorang loser kawan, selama kita tahu batasannya.

Okay, pernahkah anda merasakan betapa menyakitkannya berdiri terakhir digaris finish? well, rasanya sungguh tidak enak kan? tak apalah, toh kita sudah berusaha dan kekalahan kita pun terhormat, karna usaha kita untuk menjadi yang pertama berdiri di garis finish pun masih belum mencukupi. "better luck next time kiddo" begitu kata seorang bule kepadaku ketika habis dihajarnya saat bermain poker.

Esok harinya, "dia bisa kalahkan aku di permainan yang tidak aku kuasai, gimana kalo kita coba main sangong?" dan.... walah, ternyata kemenangan itu manis rasanya kawan. Tapi setelah dipikir-pikir. betapa bodohnya kami berdua, sama-sama menantang duel di permainan yang masing-masing dari kami tidak menguasainya. Hanya seorang pengecut yang memainkan permainan kotor. Baiklah, kita coba sau permainan dimana masing-masing dari kami menguasainya, bagaimana dengan bilyar? well, pertandingan berlansung seru, tapi berhubung stamina ku selalu habis di 1 jam pertama terpaksa saya akui bahwa dia memang hebat. Tidak rugi apapun aku kalah darinya. Tidak juga nama baikku.

Itu hanyalah contoh simpel dari sebuah kekalahan. Tidak terlalu menyakitkan kan daripada sebuah kemenangan kotor.

Mungkin pernah kita jumpai, seorang pemenang yang dengan bangganya berdiri dipuncak podium dengan senyum pasta giginya, tapi tahukah anda, bahwa dibalik kemenangan mereka itu tersembunyi satu rahasia besar yang tidak boleh terbongkar?

Tahukah anda 95% warga indonesia menginginkan dirinya menjadi seorang milyader, namun hanya 5% dari mereka yang menjadi pemenangnya. dari 5% tersebut, adakah yang tahu, berapa persen dari mereka yang berlaku jujur? yang membayar pajak sesuai dengan nominal yang tertera dalam surat tagihan pajak? yang bertindak sesuai dengan sistem yang berlaku, yang tak pernah melakukan salam tempel? yang selalu melakukan auditing sesuai dengan apa yang ada?

Yang kedua, adalah pemenang instan. Maksudnya disini adalah seorang koruptor. Korupsi adalah jalan instan ke podium nomer 2. Sesorang dari barisan paling belakang dari garis law of life, ingin segera sampai ke podium 1, ato paling tidak ke podium 2 lah, maka dari itu, korupsi adalah tiket instat ke podium 2. mudah-mudahan anda bukan salah satu dari golongan ini, karna sungguh memalukan. Dan beban moral yang terlalu berat apalagi bagi anak cucu kita nanti.
Yang ketiga, pernahkah anda melihat kawan anda yang berhasil masuk kedalam jajaran PNS dengan jujur, tanpa ada salam titip? lihat tampang merka baik-baik, pati ada rasa bangga dari sorot matanya. tapi tahukah anda beberapa dari mereka ada yang memang melakukan salam titip. salam titip disini adalah, salam yang diucapkan kepada seorang oknum petinggi di jajaran kepegawaian, atau seseorang yang mempunyai kuasa untuk memasukan anak-anak dari jalur penitipan khusus dengan imbalan rupiah tentunya. Lantas apa yang mereka dapatkan? Well, seumur hidupnya, dia tak akan mungkin mau mengakui jujur bahwa dia tak sanggup lolos dalam setiap tes pns, bahwa dia tak mampu melawan ribua orang yang bertujuan sama, maka dari itu dia menghalalkan cara untuk bisa masuk kesana. Lihat dalam-dalam dari sorot matanya. Ada terbesit rasa malu jika terbongkar.

Hahahahahah.... Seperti inilah contoh loser sejati kawan. Lain halnya jika anda berbuat jujur dan sesuai sistem yang digariskan, jika pun anda kalah, tentunya anda adalah seorang pemenang sejati, karna anda sudah berusaha maksimal dan mengakui kekalahan dengan besar hati.
more

Hitler Ngamuk Karena Nurdin Enggak Mau Turun



bisa aja nih orang-orang, kalo sudah begini masih aja ngotot itu nurdin halid....
more

Demokrasi = Dari Rakyat, Oleh Rakyat dan Untuk Rakyat ??

Pertama kali saya mengenal istilah Demokrasi adalah di hari pertama saya masuk kelas Tata Negara pertengahan tahun 2000. saya masih ingat saat itu masih berseragam putih abu-abu dengan guru Tata Negara yang bernama Bapak Rudi. Semua istilah tentang kenegaraan saya pelajari disana. Dan nilaiku pun tergolong lumayan lah (hitungan rata-rata per kelas).

Demokrasi, meminjam istilah dari Negara yunani. Yaitu Negara penggagas dan penganut system ini untuk pertama kalinya. Demokrasi ini terdiri dari dua kata yaitu demos dan kratos. Demos artinya rakyat dan Kratos adalah kekuasaan. Yang pada garis besarnya, bisa kita tarik garias kesimpulan, kekuasaan “dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat.”

Jadi kalau hendak dijabarkan akan menjadi seperti berikut: Kekuasaan yang berasal dari rakyat, dijalankan oleh rakyat, dan diperuntukkan untuk rakyat (dikembalikan untuk rakyat). Inilah yang saya pelajari dari saya duduk di bangku SMU, kira-kira ya 11 tahun yang lalu.

Lantas saat itu kami diberikan satu tugas untuk menjabarkan apa itu dan bagaimana proses demokrasi itu berlangsung. Hal pertama yang kami lakukan adalah memahami apa itu demokrasi. Ketika saya melihat sususan kata Demos dan Cratein, hal pertama yang muncul dalam benak saya adalah, kekuasaaan rakyat, yang pada dasarnya adalah kekuasaan yang bersumber pada rakyat. Dimana pemimpinnya dipilih oleh rakyat, jadi bukan seluruh rakyat yang ada dalam Negara penganut paham ini yang memimpin, tapi seseorang yang disebut presiden. Dimana presiden ini hanya satu pewakil dari sekian milyar masyarakatnya.

Lantas apa yang dilakukan presiden. Yah, sebagai pemimpin dia adalah pengambil keputusan utamanya. Dimana keputusan itu asalnya dari aspirasi-aspirasi rakyat yang dipimpinnya. Tidak mungkin kan diantara sekian milyar itu kompakan mempunyai aspirasi yang sama, misalnya 10% mempunyai pikiran model A, lantas yang 90% juga punya yang model A. pasti diantara 90% tersebut ada yang memiliki model B, C, D dll. Nah disitulah dia memainkan perannya, menimbang baik-buruknya model A, maupun model-model yang lain dan lantas mengambil satu keputusan tentang model-model tersebut.

 Lantas apa yang terjadi pada system demokrasi di Indonesia?

 Semenjak tahun 90an (-orang kebanyakan menyebutnya Orde Lama-) system demkorasi kita ini sudah bergeser dari norma resminya. Ketika wakilnya yang duduk di legislative mengusung calon presiden (pemimpin) maka mulai saat itu presiden bertanggung jawab (mempertanggung jawabkan) kedudukannya kepada legislative bukan kepada rakyat lagi. Jadi apapun dilakukan untuk kemakmuran legislative, bukan kemakmuran rakyat. Seiring waktu, dimana pada saat itu kekuasaan presiden dan lamanya periode kepemimpinan belum ditur oleh undang-undang, walhasil kekuasaan pun menjadi tak terbatas. Hingga 32 tahun lamanya presiden orde lama berkuasa. Dan pada saat itu pun legislative berjalan menyamping, menjadi semacam bawahan seorang presiden. Seharusnya, seorang presideng bertanggung jawab terhadap legislative, dimana legislative ini adalah perpanjangan tangan rakyat Indonesia. Jadi ya, anggota dpr itu menurut saja apa kata presiden, hebat ya presidenku. Sehingga system demokrasi kita pada jaman orde lama bergeser menjadi monarki. Dimana Negara bersistem monarki ini dipimpin oleh seroang raja, yang hanya bias digantikan oleh keturunannya. Untungnya, sebelum demokrasi kita ini luntur, mahasiswa 98 mampu menggulingkannya. Salut kepada kakak-kakak 98.

Setelahnya, Negara ini sempat berganti pemimpin beberapa kali (disebutnya Orde Baru). Hingga saat ini, periode kepemimpinan SBY-Boediono.
Satu hal yang berbeda dari periode kepemimpinan presiden kita yang satu ini adalah proses pemilihannya. Kalau dulu pemilih hanya melakukan prosesi pemilihan partai yang nantinya memiliki kursi terbanyak di legislative. Sedangkan sekarang. Kita bias memilih langsung siapa presidennya, walopun masih diusung dari parpol pemenang pemilu. Jadi prosesi pemilihan presiden kali ini lumayan lama.

 Adakah yang membedakan orba dengan orla?

 Selain beberapa hal diatas, yang lainnya adalah kesamaan. Yaitu sama-sama belum bertanggung jawab terhadap rakyat. Presiden kita yang terakhir ini masih belum bisa bertanggung jawab terhadap rakyat, soalnya dia ini adalah boneka dari investor-investor yang dulu memberinya modal untuk berlomba menjadi calon presiden.

Masih segar dalam ingatan saya, ketika dua pertiga suara DPRD Yogyakarta dan juga hampir 93% rakyat Jogja menolak RUUK, dia masih saja menggulirkan draft RUUK ke DPR pusat. Lantas apa gunanya anda itu dipilih? Kalo hampir 93% menolak, kenapa tidak anda pertimbangkan lagi sebelum mengajukan draft tersebut? Yang membuat saya semakin heran nanti, jika saja draft RUUK itu disetujui oleh DPR, hey, RUUK itu kan tentang Jogja, lha kalo suara 2/3 (dua per tiga) anggota DPRD Jogja saja tidak anda dengarkan, lantas apa gunanya ada DRPD? Mendingan bubarkan saja…

Trus apa istimewanya demokrasi orde baru?

Kalau ditanya apa istimewanya, ya… itu loh presiden yang kita pilih, secara langsung bro, kalau misalnya ternyata dia lalim jadi ya termasuk kita juga memilih yang lalim. Kalo dia memang baik ya kita ikut bangga kan, dan merasakan hikmahnya punya presiden baik yang BENAR-BENAR mementingkan rakyatnya. Mending golput saja…hehehehehe

Lantas apa presiden kita yang sekarang ini istimewa baiknya?

Waduh… kalo ditanya soal itu, dari pandangan saya. Presiden kita ini baik orangnya. Ndak suka marah, ndak suka memulai konflik, terbuka (baca-Suka Curhat Publik) dan murah senyum. Tapi apa yang mampu dia berikan kepada rakyatnya, saya kira belum ada.

1. Karna dia ini terkesan lamban dalam mengambil keputusan, bayangkan jika dia ini ayah anda. Ketika anda lapar, ayah yang harusnya mampu menyuapi anda tapi masih berpikir “suapi apa nggak ya, trus klo disuapin pake apa, nanti hasilnya akan seperti apa? Duh gimana ini” ya keburu matek anakmu pakdhe….

2. Karna beliau ini tidak pernah tegas dalam hal apapun. Masih ingat dalam benak kita. Ketika Negara ini di usik tetangga, Malaysia. Beliau ini terkesan cuek bebek, dan bertele-tele dalam menghardik tetangga. Analogikan hal ini, keluarga anda punya warisan satu hektar tanah, tetangga anda yang usil menggeser patok penanda batas tanah, apa anda akan diam saja? Sekarang anda ganti keluarga itu menjadi Negara Indonesia, dan warisan berupa tanah itu anda ganti dengan budaya leluhur. Maka anda akan tahu gimana harus bertindak. Sekarang bandingkan dengan pak Sri Boboho Yudoyono… belum lagi kasus si pengemplang pajak “GAYus –perut- Tambun”. mBe(k)liau ini lamban sekali. Padahal dia ini seorang presiden. Dia punya hak untuk mengucapkan “selesaikan kasus GAYus dalam waktu 3 bulan” pasti semua yang terkait akan bekerja lebih maksimal. Termasuk kapolri, satgas mafia hukum dan kejaksaan. Tapi kenapa dia membiarkannya? Bandingkan dengan wakil presiden kita yang lalu bapak JK. Dia berani mengucapkan “cepat selesaikan kasus bank century !” dan ternyata cepat selesai kan… memang lucu pak boboho ini.

3. Beliau ini kurang berani dan suka curhat didepan publik, termasuk rahasia yang memang benar-benar clasified. Masih ingat ketika dia terpojok masalah Bank Century, apa yang dia lemparkan sebagai pengalihan isu? Ya… Terorisme. Dimana saat itu dia memegang foto dirinya sedang dijadikan latihan tembak oleh teroris. Hey dude itu kan hasil investigasi Badan Intelejen Negara, kenapa enteh bocorin. Kalo enteh bocorin, ya percuma dunk anak-anak intel kerja banting tulang. Kamu pikir ini negara mbah mu apa, dimana kepentingan dan keselamatanmu saja yang harus dijaga. Lha gimana nasib intel-intel yang ditebar??? Beranilah sedikit menghadapi isu yang mengaitkan dirimu, jangan malah melempar isu yang tak sedap lainnya. Lagipula, ndak ada yang lainya selain terorisme ya? Coward…..!!!!

Ahhhh, sudahlah. Seperti kata negarawan yang sudah tua yang maaf saya lupa nama bapaknya itu. “Negara kita ini sebenarnya sudah sekarat, tidak usah diperbaiki. Orang kita tinggal nunggu hancurnya saja kok.” Ya walaupun sudah sekarat, saya masih ingin melihat senyumnya untuk beberapa saat lagi. Whatever it takes I’ll do my best for Indonesia, jadi kalopun hancur hancurlah dengan sedikit senyuman, buakn dengan banyak keterpurukan.
--Aku Cinta Indonesia--
more

Atas Nama Cinta Seorang Ayah


Dia yang dulu begitu gagah,
Yang tak gentar menghadapi apapun.
Dia yang dulu tak pernah meteskan airmatanya.
Kini berlinang airmata dalam do’anya.

Seorang lelaki yang biasa kita panggil ayah. Yang bagi sebagian orang begitu pendiam, yang bagi beberapa lelaki lain tampak sangar. Yang kadang tak pernah memberikan senyuman ketika seorang anak gadisnya diapelin pria lain. Itulah sosok ayah yang begitu menyayangi anaknya.
Pernahkah anda terbangun ditengah-tengahnya malam. Melihatnya duduk bersila, begitu khusuk berdoa hingga terjatuh airmatanya. Terisak tangisnya, memohon kepada-Nya. Memanjatkan do’anya agar anaknya bahagia dunia akherat. Agar si anak selalu dalam lindungan-Nya, yang begitu berharap anak-anaknya berhasil dalam kehidupnya.
Bagi sebagian orang, mungkin jarang melihat ayah tersenyum bahagia ketika kita meraih mimpi kita. Tapi lihatlah pada saat malam menjelang. Dalam do’anya dia tersenyum indah. Tersenyum kepada-Nya, dan tak henti-hentinya kata “Alhamdulillah” keluar dari bibirnya yang menghitam.
Bagi sebagian orang mungkin juga jarang mendengar kata “sayang” atau “rindu” bahkan “bangga” terucap dari tenggorokannya. Tapi lihatlah ia, ketika si anak pergi meninggalkan rumah, mengadu nasib di antah berantah, tiap malam ia tidur di tempat tidurmu, tiap malam ia memandangi foto mu, mengenakan jaket kesayanganmu. Coba dengarkan apa yang beliau bincangkan dengan ibunda. Pasti terselip pujian dan gumaman bahwa ia bangga mempunyai seorang anak sepertimu.

Seorang ayah, ya….ayah. Dia tidak seperti sang ibu yang tak kuasa mengatakan rindu setiap saat beliau menelponmu, ayah hanya terdiam sambil mendengarkan. Coba selaim hatinya, pasti terselip rasa bangga, rasa rindu ingin memelukmu.
Pernah kah kamu mendengar nada suara ayahmu meninggi, yang kadang suaramu tak kalah tingginya. Kalau anda merasakannya, dalam setiap nada yang tinggi itu, tersimpan harapan supaya anda menjadi seseorang yang sama seperti dalam mimpinya.
Ayahmu pernah bilang “makanlah nak, ayah belum lapar.” Dalam hatinya terucap, “ayah memang lapar, tapi kamulah nak yang lebih membutuhkan makanan itu.”

Ketika tugasnya telah usai dalam mencari rizki untuk mendewasakanmu, hanya satu hal yang beliau benar-benar inginkan. “telponlah ayah setiap kamu ada kesempatan. Pulanglah kamu ketika liburan tiba.” Tapi apa, kita terlanjur mencintai seseorang yang kini menjadi tanggung jawab kita. Seorang istri yang selalu mendampingimu. Kita lebih mencurahkan perhatian kita, tapi anda jangan pernah lupakan, seumur hidupmu, apa yang kamu berikan kepadanya tak pernah cukup untuk menggantikan apa yang pernah beliau keluarkan untukmu.
Satu hal yang harus anda lakukan, peluklah dia seperti dia memelukmu dan katakan “aku bangga mempunyai ayah sepertimu, aku merindukan setiap nada amarahmu. Aku menyayangimu…ayah.”

-Teruntuk Ayahku, maaf aku belum bisa menjadi seperti yang kau harapkan.-
more